Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Medan bersama Fakultas Hukum Universitas Medan Area (UMA) memberikan pembinaan hukum untuk anak binaan, Kamis (9/11/2023).
Kegiatan sosialisasi hukum untuk anak binaan yang berhadapan dengan hukum (ABH) untuk pencegahan pengulangan tindak pidana.
Kepala LPKA Medan, Tri Wahyudi mengatakan, Fakultas Hukhm UMA setia menjadi mitra kerja LPKA Medan untuk mendukung program pembinaan.
"Program pembinaan itu melalui sosialisasi hukum bagi anak berhadapan hukum sebagai upaya pencegahan pengulangan tindak pidana," ujarnya kepada media.
Melalui kegiatan ini, ia berharap adanya peningkatan pengetahuan tentang hukum.
"Penting adanya peningkatan motivasi dan dorongan bagi anak binaan sebagai salah satu indikator keberhasilan dari pembinaan menjadi pribadi yang lebih baik," katanya.
Ia menambahkan, residivis timbul karena adanya sifat dasar dari anak binaan.
Jadi orang yang sudah menjalani pidana tidak akan segan-segan untuk mengulangi kejahatan. Artinya, tidak takut untuk menjalani pidana.
"Pelaksanaan program pembinaan ini tidak semudah membalikan telapak tangan karena yang dibina adalah orang-orang yang bermasalah dalam hidupnya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, sangat dibutuhkan perhatian semua pihak untuk tidak melakukan kejahatan setelah keluar dari lembaga pembinaan.
"Karena pemindanaan bukanlah sebagai pembalasan atas kesalahan pelaku. Akan tetapi, sebagai sarana mencapai tujuan yang bermanfaat untuk melindungi masyarakat menuju kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sedangkan, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Kemahasiswaan Universitas Medan Area, Riska Juliandi menyampaikan rasa bahagiannya karena dapat kesempatan untuk melakukan pengadian di UMA.
"Para mahasiswa dapat kesempatan untuk melaksanakan pengabdian di sini. Dosen dan mahasiswa UMA melakukan pengabdian hukum di lingkungan LPKA Medan," ujarnya.
Ia menambahkan, anak binaan LPKA Medan mendapat kesempatan berkonsultasi hukum secara gratis.
Bahkan, mereka berikan dorongan dan motivasi anak binaan untuk menerapkan prinsip hidup agar bisa meraih cita-citanya.
"Yang harus anak-anak kami pahami bahwa setiap kita memiliki masa lalu. Oleh karena itu, jangan malu dengan masa lalu. Jadikan masa lalu itu sebagai pedoman dalam hidup tapi tidak untuk mengulangi kedua kali," ungkapnya.
Baca Juga :