hukum-copy-720x323.jpg

Pemberantasan Korupsi Mengacu Kerugian Negara

19 Sep 2017 - 1066 View
Share

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Thony Saut Situ­mo­rang menyatakan KPK dalam  pem­­ber­antasan korupsi tetap mengacu pada ke­ru­gian ne­gara. Jika salah satu alat buk­ti itu sudah ada, maka KPK da­pat bekerja tanpa peduli siapa sasa­ran­nya.

Hal itu disampaikannya ketika ber­dialog dengan mahasiswa baru UMA yang  mengikuti Program Penge­nalan Sistem Pendidikan Tinggi (PPSPT) 2017/2018, Kamis (7/9) sore di Gelang­gang Serba Guna Kampus I Jalan Kolam Medan Estate.

Diungkapkannya, pejabat negara yang di­penjarakan KPK sudah men­dekati angka 700 orang dengan berbagai latar belakang jabatan. 

Untuk itulah, KPK ber­upaya me­la­ku­kan pence­gahan dengan sosialisasi. Sa­lah satunya, memotivasi mahasiswa un­tuk menjauhi korupsi. Sehingga ma­ha­siswa memiliki karakter dan integritas

“Karakter dan integritas ini harus dimulai sejak dini. Saya sangat antusias mem­berikan ceramah anti korupsi agar karakter dan integritas terbangun dan ini merupakan bagian tugas KPK,” ujar Saut Situmorang.

Wakil Ketua KPK ini menyebutkan, salah satu upaya pihaknya untuk mem­bangun Indonesia yang ber­integritas, caranya dengan mendatangi sekolah dan kampus. KPK juga me­laku­kan pence­gahan korupsi secara dini, salah satunya  melalui sosialisasi sebagai bagian tugas­nya.

Saut Situmorang menye­butkan, da­lam mem­bangun per­adaban hukum, se­luruh ele­men tidak boleh dendam.  Ini karena pem­ba­ngunan per­ada­ban hukum harus benar-benar murni demi tegaknya supre­masi hukum.

“Permasalahan korupsi tidak hanya dengan me­nindak secara hukum. Lebih dari itu, membangun per­adaban hukum tidak boleh dengan dendam, sakit hati, marah, benci dan sifat lain­nya. Apalagi karena lawan politik,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Saut Situmo­rang memotivasi dan mengajak maha­sis­wa baru Universitas Medan Area (UMA) melakukan bela ne­gara.  

“Saya meyakini maha­siswa baru UMA pasti ada yang menjadi pemimpin bangsa ke depan. Maka saya mengajak dari sekarang agar memperkuat karakter integ­ritas untuk memimpin Indonesia,” kata Saut

Ia juga memak­lumi anggapan yang menye­butkan selama ini pe­lajaran anti korupsi digam­barkan hanya untuk me­nangkapi orang, padahal tidak. Pendidi­kan anti ko­rup­si untuk mem­bangun karakter dan in­tegritas.

“Di antara mahasiswa baru UMA ini masa tidak ada yang menjadi menteri, gubernur. Saya yakin 30 tahun ke depan nantinya salah satu dari me­reka akan jadi pemimpin jika memiliki karakter integritas. Nah, di sinilah tugas lain KPK itu dan perlu disampaikan," kat­anya.

Didampingi Wakil Rektor III UMA Ir Zulherry Noer MP dan Humas Ir As­mah Indrawaty MP, Saut mema­par­kan lima tugas utama KPK selain me­men­jarakan orang adalah melakukan ko­or­dinasi, supervisi, memonitor, dan pencegahan.

Ditegaskannya, sosialisasi pencega­han korupsi ber­da­sarkan UU KPK harus di­la­ku­kan di semua jenjang pen­didikan. Bahkan mulai ting­kat pendidikan anak usia dini (PAUD).

Dia mengakui negara tidak bertang­gung jawab untuk membentuk karakter anak-anak Indonesia. Padahal, ka­tanya, berdasarkan riset, anak-anak usia 0-12 memiliki karakter integritas yang ba­gus.

Unduh Berita

Kampus UMAKampus UMA SehatKampus TerbaikKampus Swasta TerbaikKampus Di MedanKampus Internasiona

© 2024 PDAI - Universitas Medan Area Twitter UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut. Instagram UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut. Youtube UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut.