Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air (Permata) memperluas wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti juga bermanfaat membangun komunikasi dan silaturahmi lintas perguruan tinggi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Medan Area (UMA), Prof Dr H A Ya’kub Matondang MA ketika melepas dan menyambut mahasiswa program Permata 2017 di Kampus I UMA Jalan Kolam Medan Estate, Selasa (30/1).
Mahasiswa yang dilepas tersebut berasal dari STIE Mandala Jember yakni Hasbi Ashshiddiqi. Hasbih sekitar lima bulan melaksanakan kuliah di UMA.
Sedangkan mahasiswa UMA yang disambut adalah Ramadan Syarifuddin. Mahasiswa fakultas hukum ini melaksanakan program Permata di Universitas Islam Bandung (Unisba).
Didampingi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Ir Zulheri Noer MP, Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan, Sri Irawati S.Sos MAP, Kabag Humas UMA, Ir Asmah Indrawati MP dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum, Ridho Mubarak SH MH dan kedua mahasiswa Permata itu. Rektor UMA ini menegaskan banyak manfaat yang diambil oleh para mahasiswa Program Permata.
Salah satunya adalah membangun dan meningkatkan wawasan Nusantara., meningkatkan integritas, solidaritas, nilai kebangsaan antarperguruan tinggi.
“Kelebihan dari tukar menukar mahasiswa dalam program Permata adalah mereka bisa melihat kondisi ril kekhasan sistem perkuliahan di mana mahasiswa itu di tempatkan,” ujar Prof Matondang seraya meminta kedua mahasiswa yang selesai mengikuti program Permata untuk membangun budaya akademik di Kampus UMA dan Unisba ke arah yang lebih baik lagi.
Mahasiswa STIE Mandala Jember, Hasbih mengakui sistem perkuliahan mutu pembelajaran di UMA sangat bagus. Bahkan dirinya terkesan dengan hutan kampus UMA yang bersih dan lestari serta multikultur para mahasiswa UMA
Kalau di Jawa, lanjutnya banyak mahasiswa yang ingin kuliah ke luar negeri. Tapi setelah dirinya bergabung kuliah di UMA, tak perlu ke luar negeri, cukup datang kuliah di UMA serasa belajar di luar negeri.
Dia juga mengakui ternyata orang Medan berbicara tidak seperti orang Batak sebagaimana yang dia lihat di televisi.
Mahasiswa Hukum UMA, Ramadan Syarifuddin yang mengikuti Program Permata juga menceritakan sistem perkuliahan di Uniba, yang bercirikan keislaman seperti wajib mengikuti pesantren pada setiap semester.
Pada kesempatan itu Ramadan menyerahkan cendera mata berupa tafsir Alquran dari Unisba kepada Rektor UMA.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Ir Zulheri Noer MP mengharapkan kedua mahasiswa program Permata bisa berbagi pengalaman dan motivasi di kampusnya masing-masing.
Zulheri juga mengucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor III Unisba, Dr Asep Ramdan yang telah menerima dengan baik mahasiswa Hukum UMA melaksanakan program Permata di Unisba.