Pusat Islam - Melalui peringatan Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW, Universitas Medan Area (UMA) menerapkan kinerja berbasis ketakwaan yang dilakukan dengan pelayanan amanah oleh seluruh civitas akademika kampus itu.
"Peningkatan ilmu dilakukan berdasarkan pendekatan pada percepatan kualitas, tentunya dengan pelayanan prima dan pelayanan amanah," kata Rektor UMA Prof Dr HA Ya`kub Matondang MA ketika membuka rangkaian kegiatan mengisi kegiatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Taqwa Kampus I UMA Jalan Kolam Medan Estate, Sabtu (16/6) malam.
Peringatan peristiwa Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW di kampus ini diisi dengan serangkaian kegiatan melibatkan seluruh civitas akademika kampus dan juga mengundang mahasiswa dari perguruan tinggi lain.
Kegiatan berlangsung di Masjid Taqwa Kampus I Medan Estate, Sabtu (16/6) hingga Minggu (17/6) pagi dimulai salat isya berjamaah dan makan malam bersama. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) oleh instruktur Kacab ESQ Leadership Centre Hasan Basri SPd yang merupakan kader Dr (HC) Ary Ginanjar Agustian (pelopor ESQ di Indonesia). Lalu zikir, salah tahajjud, dan salat subuh berjamaah.
Tampak hadir pada malam pembukaan rangkaian kegiatan itu Ketua Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) Drs HM Erwin Siregar MBA, wakil rektor dan dekanat, Ketua Panitia H Ismet Junus LMP SDE, dosen, staf, pegawai dan mahasiswa kampus itu.
Rektor menegaskan, kinerja berbasis ketakwaan itu mengacu pada peningkatan kualitas. Menurutnya, setiap kebaikan yang dilakukan akan mendapat imbalan dari Allah. "Jika itu dihayati dan diamalkan oleh keluarga besar UMA, maka pelayanan amanah akan berjalan," ujarnya.
Ketua YPHAS Drs M Erwin Siregar MBA dalam sambutannya mengimbau civitas akademika UMA perlu memahami makna dari perjalanan Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW. Melalui pelatihan ESQ itu, Erwin berharap keluarga besar UMA dapat mengasah spiritual dan emosional agar menjadi hamba Allah yang saleh dan bertakwa.
Dia juga berpendapat kinerja berbasis ketakwaan tidak terlepas dari keimanan seseorang. "Dengan adanya tuntutan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik, maka itulah ciri-ciri orang yang bertakwa dan saleh," ucapnya.
Seluruh civitas akademika UMA, kata Erwin, juga dituntut agar bekerja secara profesional dan ikhlas untuk meningkatkan produktifitas. Hal itu menurutnya dapat dilakukan dengan konsep meningkatkan keimanan, perbanyak amal saleh dan bertawakal. Konsep ESQ, menurut Erwin cukup bagus karena kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional saling berkaitan. (harianandalas.com)